Namaku Ria. Aku adalah seorang mahasiswi jurusan Pariwisata di sebuah Perguruan Tinggi
Swasta di daerahku. Aku baru masuk kuliah dan kini melakukan Ospek. Saat aku
dan teman-temanku mulai ospek, ada salah seorang senioku yang -gosipnya- naksir sama aku. Aku sih gak
percaya, karena dia adalah salah seorang mahasiswa yang terbilang cuek diantara
senior-seniorku yang lain. Emang sih dia itu orangnya cukup manis, tapi dia
terlalu cuek, sehingga mugkin gak ada cewek yang berani mendekati dia.
Seiring dengan berjalannya waktu, setelah kami selesai ospek
dan dinyatakan resmi menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi tersebut,
kini kami mulai aktif belajar. Aku mempunyai seorang sahabat yang selalu
mengerti tentang aku, dia yang selalu tahu tentang kehidupanku. Dia yang selalu
ku ceritakan tentang orang-orang yang mendekatiku termasuk kak Ardi, ya kak
Ardi seniorku saat ospek yang cuek itu, ternyata benar dia menyukaiku. Dia
meng-sms ku saat sehari setelah ospek selesai.
Hmmm aku juga gak nyangka sebenernya dia yang sms, aku kaget
saat dia menyebutkan namanya, seorang kak Ardi yang cuek begitu bisa juga suka
sama aku.
Sekitar dua bulan setelah kami masuk aktif belajar di
perguruan tinggi itu, dia menyatakan cintanya padaku. Aku kaget banget waktu
itu, aku gak bisa jawab apa-apa, sebenarnya aku juga suka sama dia, tapi hatiku
belum berani menerimanya. Hingga akhirnya dia tak menghubungiku lagi saat aku
mencintainya. Dikampus, aku tak pernah bertegur sapa dengannya lagi, aku malu untuk
menegurnya, walaupun kadang kami berpapasan.
Beberapa bulan setelah itu aku mengenal seorang pria dari
fakultas lain, namanya Rizki, pria yang baik, sopan, dan menghargai wanita. Dia
juga sepertinya tertarik padaku, hingga akhirnya kami kenalan, kami cukup
dekat, sering jalan bareng, main bareng, telponan, smsan. Hingga dia menyatakan
cinta padaku, dan aku langsung menerimanya, aku berharap dengan menerimanya aku
dapat melupakan kak Ardi, ternyata tidak, separuh hatiku masih untuknya.
3 bulan kami menjadi sepasang kekasih, tak kunjung pula
rasaku untuk kak Ardi menghilang. Aku berniat untuk membalas perbuatan kak Ardi
yang telah menyia-nyiakan cintaku dengan aku berkenalan dengan sahabat
karibnya. Kak Ilham, dia seangkatan dengan kak Ardi, satu jurusan, satu kelas
pula. Aku berniat membalasnya melalui kak Ilham tersebut.
Aku memulai rencanaku dengan mendekati kak ilham. Aku
meminta nomor Hp kak ilham, dan aku sms dia, dan sesekali aku telpon dia.
Semakin lama aku semakin dekat dengan kak ilham, walaupun saat itu aku masih
berstatus pacaran dengan Rizki. Kak ilham gak tau kalau aku telah memiliki
kekasih, karena aku bilang padanya bahwa aku masih Jomblo, dan untungnya Rizki
gak tau kalo aku lagi deket sama kak Ilham.
^^_______^^
Rencanaku berjalan lancar, akhirnya aku jadian sama kak Ilham setelah aku
menyatakan cinta –yang sebenarnya aku tak mencintainya- padanya. Rizki masih
tak mengetahui tentang hubunganku dengan kak Ilham yg sudah berjalan hampir 1
bulan. Kak Ilham sangat mencintaiku, apapun yang kuinginkan diturutinya. Kami
jadian pada tanggal oktober, dan hari ini adalah tepat 1 bulan kami jadian, dan
niatnya aku ingin mutusin dia hari ini, aku gak mau terlalu lama pacaran sama
dia, takutnya ntar perasaan sayang padanya tumbuh dihatiku, dan aku gak mau itu
terjadi !!
Akhirnya jadi juga aku mutusin dia hari ini, aku minta
ketemu sama dia di sebuah taman yg sering aku kunjungi sama Rizki. Tak lama aku
menunggu, akhirnya kak Ilham pun datang. “Sore Sayang” katanya, akupun menjawab
“sore juga”
Baru saja kak Ilham datang, Rizki muncul secara tak terduga,
aku pun tak tahu kalau Rizki ada di taman ini juga. Rizki menghampiriku.
Berdiri didepanku. Aku tersentak kaget, dan langsung berdiri. Rizki terdiam
melihat kami.
“Siapa dia Sayang” kata Kak Ilham, aku dengan cepat menjawab
“Dia Pacarku” lalu aku menggandeng tangan Rizki. Rizki masih terdiam.
“lalu selama ini kita apa??” terlihat muka kak Ilham memerah.
“Maaf sebelumnya kak, tapi jujur selama
ini aku gak pernah sayang sama kakak” aku menunduk.
“lalu kata2 sayang mu selama ini apa?!”
kak ilham semakin marah.
“maaf kak, tapi Aku ngelakuin ini karna aku kesel sama temen kakak”
“siapa? Ardi?” aku hanya mengangguk
“jadi selama ini saya hanya pelampiasan marahmu ke Ardi
hah?!!” kak Ilham membentak, aku terkejut mendengarkan bentakannya, aku hanya
bisa terdiam, sama seperti Rizki. Kak Ilham hampir menamparku, tapi tak jadi
karna dihalangi sama Rizki
“apa kamu hah?! Mau jadi sok pahlawan??!”
“nggak, saya cuman gak suka ngelihat orang main tangan sama cewek” jawab Rizki
Aku meneteskan Air mata, gak nyangka Rizki masih membelaku
setelah dia tahu kalau aku telah mendustainya.
“halah banyak bacot kau” Kak Ilham langsung menerjang perut
Rizki yang tak sempat membela diri, dan akhirnya jatuh. Kak Ilham langsung
pergi setelah memegang mukaku dah mengucapkan kata terakhir “tunggu
pembalasanku “.
Aku langsung membantu Rizki untuk berdiri, dan duduk
disebuah kursi taman.
“kamu masih cinta sama Ardi?” aku tertunduk, dan menggelengkan kepala
“jangan bohongi aku, Ria”
Aku mendongakkan kepala dan menjawab “dulu memeng aku masih
mencintainya, tapi sekarang aku bener2 udah ngelupain dia, please percaya sama
aku, aku cuman sayang sama kamu, aku cuman cinta sama kamu. Please jangan
putusin aku” Air mataku mengalir semakin deras
Rizki mengusap Air mataku dan mengatakan “siapa juga yang
mau mutusin kamu sayang, aku percaya kok sama kamu, sekarang senyum dong,
jangan netesin air matamu lagi” dia tersenyum lebar, akupun tersenyaum
“bener kan kamu percaya sama aku?”
“iyalah sayang, masa’ aku mau bohong sih, yang penting kamu gak ngulanginnya
lagi ya sayang”
“hehehe iya deh sayang, aku janji gak bakal ngulangin lagi”
“hehehe,, kepantai yuk, kita lihat sunset”
“iyaiya aku mau yank, ayok”
Kamipun jalan menuju pantai
terdekat dan menyaksikan sunset hingga tenggelamnya. Menyaksikan sunset
dengan orang yang disayang emang terasa lain, asik banget rasanya.
J J J J Jx